Memetakan kekuatan dari perilaku kita sehari-hari
"Kelemahan sesungguhnya adalah kekuatan yang muncul di waktu dan tempat yang salah."
Dalam satu kesempatan coaching dengan seorang klien, saya mempelajari bahwa yang namanya kekuatan bisa terlihat dari kelemahan yang kita tampilkan.
Saya tertegun mendengar cerita bagaimana dia bereaksi ketika hubungan cintanya diputus sepihak oleh si pacar. Klien saya ini seorang laki-laki yang berpendirian tegas, gigih, dan mandiri.
Dia bercerita dulu pernah sekolah di Australia. Baru saja sebulan dia menetap disana, tiba-tiba dia mendapat email dari pacarnya yang tinggal di Jakarta. Bunyinya singkat saja, "Aku gak bisa hubungan jarak jauh. Lebih baik kita putus saja!"
Kontan saja email ini membuat klien saya kaget bukan main. Besoknya dia langsung pesan tiket pesawat ke Jakarta, padahal kuliah baru saja berjalan. Misinya hanya satu: ingin mendapat penjelasan kenapa ia diputus.
Begitu tiba di Jakarta ia langsung telepon si cewek. Tidak diangkat. Ia coba berkali-kali namun tetap tidak ada jawaban.
Malam itu dia memutuskan pergi ke rumah cewek ini. Ternyata pintu pagarnya terkunci. Klien saya memutuskan menunggu karena ia tahu kamar pacarnya ini lampunya menyala. Ia menduga si pacar sengaja menghindar.
Malam hampir larut, tapi pintu pagar tidak kunjung dibuka. Akhirnya klien saya memutuskan untuk memanjatnya dan melompat ke kamar si cewek. Ceritanya berlanjut....
Kesan apa yang Anda tangkap dari cerita klien saya ini? Kita bisa menggambarkan bahwa dia orangnya cenderung keras kepala, memaksakan kehendak, nekat, gak tahu malu, dsb. Negatif semua kedengarannya ya?
Kita biasa mencap perilaku semacam ini sebagai kelemahan. Dan memang betul. Pertanyaan saya disini: "Bisakah Anda melihat kekuatan dibalik kelemahannya?"
Diawal tulisan saya memberitahu bahwa klien saya ini berpendirian tegas, gigih dan mandiri. Di pekerjaan ia dikenal sebagai pekerja keras. Ia akan terus berusaha sampai target pekerjaan tercapai. Tidak peduli siang atau malam. Ia akan terus bekerja.
Jika semua kualitas diri itu tampil di waktu dan tempat yang tepat, kita melihatnya sebagai kekuatan. Hasilnya adalah prestasi.
Namun lihatlah jika kualitas diri itu tidak dikelola, yang terlihat justru kelemahan. Dalam kasus klien saya ini, kualitas ketegasan dan kegigihan berubah jadi kecenderungan memaksakan kehendak dan nekat.
Target dia hanya satu: minta penjelasan dari si pacar. Begitu tegas. Sampai ia tidak ragu-ragu memanjat pagar dan melompat ke kamar si cewek.
Padahal barangkali ada cara-cara lain yang lebih elegan untuk mendapatkan penjelasan kenapa ia sampai diputus. Jika ini dijalankan barangkali masih ada harapan untuk nyambung kembali.
Inti cerita saya disini, sadarilah bahwa kita semua punya kekuatan. Perhatikan perilaku kita, bahkan yang cenderung negatif sekalipun karena disana kita bisa mendapatkan petunjuk apa sesungguhnya yang tersembunyi dibalik itu. Bisa jadi itu adalah kekuatan kita yang selama ini muncul sebagai kelemahan karena kita tidak mengelolanya.
0 komentar:
Post a Comment